Tarian Maengket

Tari Maengket
@dictio.id

Tarian Maengket merupakan tarian tradisional yang berasal dari Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Tarian ini memiliki berbagai macam gerakan dan properti yang sangat menarik.

Bagaimanakah sejarah adanya tarian Maengket yang telah melegenda ini? Bagaimana tarian Sulawesi Utara beserta penjelasannya? berikut perpustakaan Online Indonesia akan berbagi dengan Anda tentang Sejarah dan Filosofi Gerakan Tarian Maengket.

Sejarah Tari Maengket :

Sejarah tari Maengket berasal dari kata maengket itu sendiri yang dari bahasa lokal artinya engkol. Engkol artinya adalah mengangkat tumit kaki ke atas dan juga ke bawah. Tarian Maengket sendiri merupakan salah satu tradisi suku Minahasa yang masih ada dan dipertahankan hingga hari ini.

Suku Minahasa adalah masyarakat asli Sulawesi Utara yang tinggal di provinsi ini. Orang Minahasa berasal dari orang Austronesia yang telah tinggal di Sulawesi Utara selama ribuan tahun sebelum Masehi. Suku Minahasa adalah satu kesatuan dari beberapa jenis etnis yang telah mendiami wilayah Sulawesi Utara. Ada banyak etnis yang tinggal di Sulawesi Utara seperti suku :

  1. Tombulu.
  2. Tonsea.
  3. Tontemboan.
  4. Tolour (Tondano).
  5. Tonsawang.
  6. Ponosakan.
  7. Bantik
  8. Pasan.

Meskipun masyarakat Minahasa terdiri dari berbagai suku dan agama, namun masyarakat Minahasa hidup berdampingan dengan damai. Kehidupan yang harmoni inilah yang mempengaruhi fitur budaya masyarakat Minahasa. Kehidupan itu juga menginspirasi tarian maengket.

Tarian Maengket sendiri sebenarnya sudah dikenal oleh banyak orang sejak suku Minahasa mengenal apa itu agraria atau pertanian. Tarian ini dilakukan saat masyarakat Minahasa sedang panen. Tarian ini dilakukan sebagai manifestasi ucapan syukur kepada Tuhan.

Lihat juga: Senjata Tradisional Sulawesi Utara

Filosofi Gerakan Tari Maengket:

Dalam setiap pertunjukan Tari Maengket ada 3 jenis babak, yakni :

1. Maowey Kamberu.

Babak yang pertama adalah tarian Maowey Kamberu yang mana filosofi gerakannya adalah bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil pertanian yang berlipat ganda. Tarian Maowey Kamberu ini dipimpin oleh seorang wanita dengan sebutan “Walian dalam uma” dan dibantu oleh Walian im pengumuman atau seorang pria dewasa.

Proses tarian ini dimulai pemimpin tari menjentikkan tangan dengan maksud untuk mengundang dewi turun ke bumi para pemimpin tari kesurupan. Setelah pemimpin tarian menjentikkan jarinya maka tarian kemudian benar-benar dimulai.

Nah, uniknya agar penari lain tidak dimasuki roh jahat, ada pembantu yang menemani dan disebut uma uma Tonaas dengan memegang simbol tombak dewa matahari bernama Toar).

2. Marambak.

Babak yang kedua adalah marambak dan dibawakan oleh roh Mapalus. Filosofi tarian ini adalah menggambarkan semangat kebersamaan menciptakan sebuah rumah baru. Rumah yang sudah selesai dibangun kemudian harus mengadakan pesta “rumambak” dan menampilkan tarian maengket.

3. Lalayaan.

Lalayaan melambangkan bagaimana pemuda Minahasa di zaman kuno ingin mencari jodoh mereka. Tarian ini juga disebut tarian sosial kaum muda di Minahasa dahulu kala. Saat ritual tersebut, Maengket sendiri dibagi menjadi dua bagian, yang pertama Sumempung yang artinya untuk mengundang dewa-dewa roh dan memuji Si Empung (Baik), sedangkan yang kedua adalah Mangalei yang mempunyai tujuan untuk meminta restu para dewa.

Baca juga: Tarian Sulawesi Tengah

Dalam perkembangannya, tari maengket semakin tahun semakin berkembang dan sudah menjadi daya tarik budaya bagi wisatawan yang datang ke Sulawesi Utara. Banyak wisatawan yang ingin menyaksikan tarian ini dilakukan, maka tidak heran jika tari maengket tetap lestari hingga saat ini. Tarian Sulawesi utara adalah aset budaya provinsi Sulawesi Utara yang akan terus menjalani modifikasi gerakan tanpa meninggalkan nilai-nilai filosofis yang ada dalam tarian tersebut.