Tarian Sulawesi Tengah – Dibandingkan beberapa provinsi lain pulau Sulawesi, sulawesi tengah adalah provinsi yang memiliki wilayah paling luas.
Wilayah tersebut dihuni oleh berbagai macam suku bangsa yang heterogen sehingga memunculkan berbagai kebudayaan yang berbeda. Salah satu kekayaan budaya di Sulawesi Tengah adalah dengan tari-tarian tradisional yang akan dijelaskan di bawah ini.
Daftar Isi
Tarian Sulawesi Tengah :
1. Tari Dero atau Madero.
Tari Dero atau Modero adalah tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten Poso. Tari ini menjadi salah satu tradisi masyarakat di Suku Pamona yang masih dilestarikan hingga saat ini. masyarakat Suku Pamona menganggap bahwa tari Dero adalah sebuah tarian yang melambangkan suka cita dan kebahagiaan. Masyarakat setempat tarian ini adalah bentuk rasa syukur atas hasil panen yang didapatkan.
Tari Dero mulai dikenal oleh masyarakat suku Pamona sejak mereka mengenal istilah bercocok tanam sebagai mata pencaharian mereka. bentuk tarian ini cukup sederhana yang pada umumnya dilakukan di lapangan yang luas. Hal tersebut karena jumlah peserta tarian yang banyak dan tidak dibatasi sehingga memerlukan tempat yang luas. Menariknya para penari akan mengajak para penonton untuk ikut menari sehingga siapapun dapat ikut bernari tanpa membutuhkan kemampuan khusus.
Dalam teknis pelaksanaannya, penari akan membuat lingkaran sambil berpegangan tangan antara penari yang satu dengan yang lainnya. Setelah itu, para penari akan kompak menghentakkan kaki dengan pola dua kali ke kiri dan dua kali ke kanan. Gerakan yang dilakukan ini sesuai dengan irama atau nada pantun yang saling sahut-sahutan. Selain itu, tarian ini juga diiringi oleh alat musik tradisional yang dimainkan oleh para pemuda dan orang tua.
2. Tari Pamonte.
Tari Pamonte adalah sebuah tarian yang menggambarkan kebiasaan para gadis suku Kaili saat menyambut musim panen tiba. Tarian ini akan ditampilkan oleh penari wanita dengan mengenakan pakaian petani pada umumnya. Sejarah mengatakan bahwa masyarakat setempat mulai mengenal tarian tersebut sejak tahun 1957. Tari tradisional Pamonte ini terinspirasi dari aktivitas gadis-gadis suku Kaili saat menyambut masa panen.
Sejak zaman dahulu, mayoritas penduduk di suku Kaili berprofesi sebagai petani. Oleh karenanya mereka akan menyambut musim panen padi dengan suka cita. Dengan melihat kebiasaan tersebut maka Hasan M Bahasyua terinspirasi untuk menciptakan karya seni dengan nama Tari Pamonte.
Lihat juga: Tarian Sulawesi Tenggara
3. Tarian Adat Pontanu.
Tari Pontanu merupakan tari tradisional yang berasal dari Donggala, Sulawesi Tengah. Pada umumnya, tarian ini diperankan oleh para wanita dengan gerakan yang menggambarkan aktivitas menenun Sarung Donggala. Pontanu diambil dari bahasa setempat yang berarti menenun.
Oleh karenanya, sesuai dengan nama tarian tersebut tari ini dimaknai sebagai wujud apresiasi terhadap penenun sarung di daerah Donggala. Selain itu, tarian ini juga berfungsi untuk memperkenalkan kain sarung yang menjadi khas daerah Donggala kepada masyarakat.
4. Tari Raigo.
Tarian Sulawesi Tengah selanjutnya adalah tari Raigo yang berasal dari suku bangsa Rugawi. Tari ini menggambarkan ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang mereka dapatkan. hal ini juga melatarbelakangi gerakan tari serta ungkapan pemujaan terhadap Tuhan.
Sayangnya, Suku Kulawi tidak dapat mengenal tulisan sehingga mengalami kendala dalam mewariskan budaya tersebut. Pewarisan budaya tari ini hanya dapat dilakukan secara lisan dan meniru tingkah laku yang hanya mengandalkan ingatan. Dengan begitu, tidak semua lapisan masyarakat mendapatkan keterampilan dan pengetahuan tentang tari Raigo.
Tarian ini bukan hanya dalam bentuk hiburan saja, tetapi juga melaksanakan upacara adat di wilayah Kulawi atau Lembah bada. Dalam tarian tersebut terdapat lantunan syair yang mengiringi tarian yang sarat akan pesan moral. Tari Raigo ini juga menjadi bagian dari ungkapan budaya yang dilatarbelakangi religi dan emosi serta upacara adat yang ada di Indonesia.
5. Tari Balia.
Tarian Sulawesi tengah dan penjelasannya tentang tari Balia adalah tarian tradisional yang sangat berkaitan dengan kepercayaan animisme. Tarian ini merupakan sebuah pemujaan terhadap benda keramat khususnya yang langsung berhubungan dengan pengobatan tradisional. Pengobatan yang dimaksud adalah pengobatan yang dilakukan kepada seseorang yang terkena pengaruh roh jahat.
Kata balia yang dimaksudkan dalam tarian ini adalah tantang dia, dimana kata Bali sendiri memiliki arti tantang. Sedangkan kata ia bermakna dia sehingga arti secara khusus adalah melawan setan yang sudah menimbulkan penyakit dalam tubuh manusia.
Balia juga dipandang sebagai prajurit kesehatan yang mampu memberantas atau menyembuhkan berbagai jenis penyakit . Dengan diiringi oleh irama pukulan musik tradisional, setan-setan yang mengganggu akan datang.
6. Tari Dopalak.
Tari Dopalak adalah tarian tradisional Sulawesi Tengah yang umumnya ditarikan oleh 7 orang wanita. Salah satu dari penari tersebut akan berperan sebagai panglima atau biasa disebut dengan kepala penari. Sedangkan penari lainnya disebut dengan dayang-dayang. Dalam pentasnya tarian ini diiringi dengan alat musik kakula dan waktunya sekitar 7 menit.
7. Tari Jepeng.
Tarian ini memiliki ajaran agama Islam yang sangat kental. Tarian ini dimainkan oleh para kaum dewasa secara berpasangan dalam acara khitanan, syukuran dan lain sebagainya. namun seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini sudah dikreasikan dengan budaya modern sehingga dapat dilakukan oleh kaum pria dan wanita. Untuk lebih jelasnya, anda bisa melihat tarian Sulawesi beserta gambarnya.
Lihat juga: Pakaian Adat Sulawesi Selatan
8. Tari Pepoinaya.
Tari ini berfungsi sebagai ucapan syukur atas berbagai berkah dan karunia yang telah diberikan oleh sang pencipta. Tari ini bukan hanya menjadi ungkapan bahagia atas hasil panen yang mereka dapatkan tetapi juga untuk berbagai keberkahan dalam kehidupan mereka. namun sebenarnya tarian ini adalah sebuah pengembangan dari upacara adat masyarakat kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
9. Tari Anitu.
Di daerah Donggala, tarian ini menjadi salah satu tarian paling khas di daerah tersebut. kata anitu dalam kesenian tari ini artinya adalah halus. Dalam pertunjukannya, tarian ini dimainkan oleh 6 orang wanita dengan formasi membentuk 2 deretan ke belakang. Kemudian formasi selanjutnya adalah 3 dibagian kiri dan 3 lagi dibagian kanan sehingga membentuk satu deretan berjajar. Untuk gerakan tangannya adalah gerakan membuka dan menutup telapak tangan seperti sedang menumbuk kemudian mengayunkan kedua tangan dan memegang ujung selendang.
10. Tari Posisani.
Tarian di Sulawesi tengah yang terakhir adalah tari Posisani yaitu tarian pergaulan yang menggambarkan kegembiraan pada saat pesta. Posisani berarti perkenalan sehingga mereka akan bergembira sambil bernyanyi dan bernari. Uniknya, para gadis akan bernari dengan menggunakan kerincing kemudian berkenalan antara yang satu dengan yang lainnya.
Pakaian yang dipakai dalam pertunjukan ini adalah menggunakan blus lengan panjang atau dalam bahasa setempat adalah baju Pasus berwarna merah jambu. Pada bagian lengan tangan, baju ini diaplikasikan dengan menggunakan kain berwarna biru dan bersulamkan benang emas dan menjadi pengganti dari gelang emas.
Lihat juga: Senjata Tradisional Sulawesi Utara
Tarian Sulawesi Tengah menyimpan berbagai ciri khas tersendiri dan menggambarkan asal dari masing-masing daerah. Tugas kita sebagai generasi muda adalah mempertahankan dan melestarikan beraneka ragam budaya yang menjadi kekayaan negara tercinta kita, Indonesia.