Senjata Tradisional Kalimantan Barat

Senjata tradisional Kalimantan Barat adalah salah satu barang peninggalan budaya yang diwariskan oleh para leluhurnya. Kalimantan Barat sendiri adalah sebuah provinsi di Indonesia dengan ibukota Pontianak. Suku Dayak adalah suku asli Kalimantan Barat yang banyak berdomisili di provinsi ini.

Senjata Tradisional Kalimantan Barat

Apa sajakah senjata tradisional yang sering digunakan oleh suku Dayak? Di bawah ini adalah beberapa senjata tradisional Kalimantan Barat beserta penjelasannya.

2 Senjata Adat Kalimantan Barat :

Kalimantan Barat memiliki sebuah rumah adat istimewa bernama Istana Kesultanan Kadriah yang mengadopsi arsitektur istana Kadriah. Konstruksi bangunan ini hampir seluruhnya terbuat dari kayu dan besi sehingga bisa bertahan lama.

Selain memiliki rumah adat, Kalimantan Barat juga memiliki pakaian tradisional. Pakaian adat ini sering digunakan untuk Perang. Pakaian tradisional ini terbuat dari kulit kayu Kalimantan Barat yang diolah menjadi kain. Untuk bahan utama yang digunakan sebagai bahan dalam pakaian tradisional adalah kulit kayu kapuo atau ampuro. Untuk itulah suku Dayak yang berdiam di Kalimantan Barat memiliki beberapa senjata tradisional. Apa sajakah senjata tradisionalnya?

1. Mandau.

Mandau Senjata Tradisional Kalimantan Barat
@boombastis.com

Senjata tradisional Kalimantan Barat mandau adalah senjatanya suku Dayak yang bisa dikatakan sejenis parang dan berbentuk panjang, terbuat dari bahan pilihan yang diambil dari batu gunung yang mengandung besi. Senjata ini memiliki hiasan berupa bulu rangkong atau rambut manusia yang diletakkan di atas mandau yang terbuat dari tanduk atau kayu.

Mandau sendiri bisa dikatakan sebuah senjata yang memiliki level keampuhan atau kekuatan gaib. Kekuatan sihir itu tidak hanya diperoleh dari proses pembuatannya melalui ritual tertentu, tetapi juga dalam tradisi head hunting (pemenggalan lawan). Pada saat itu sebelum abad ke-20 semakin banyak orang yang berhasil memenggal kepala orang (kayau), maka saber yang ia gunakan semakin kuat. Biasanya sebagian besar rambutnya juga digunakan untuk menghias gagangnya.

Orang pada zaman dahulu percaya bahwa =orang yang mati dikayau, maka rohnya akan menghuni mandau sehingga menjadi sebuah pedang yang sakti. Namun, fungsi mandau saat ini telah beralih, menjadi benda seni dan budaya. Mandau juga sebuah suvenir, koleksi dan senjata untuk perburuan, memangkas semak-semak dan bercocok tanam. Adapun struktur dari Mandau adalah:

a. Bilah Mandau.

Bilah mandau terbuat dari plat besi yang ditempa untuk membentuk parang yang panjang seperti pipih dan runcing. Bilah seperti sebuah satu pisau bermata tajam, dan sisi lainnya agak tebal dan tumpul. Ada bermacam-macam bahan yang bisa dipakai untuk mandau: besi montallat, matikei besi, dan baja bekas mobil, mata gergaji, kendaraan cakram, dan sebagainya. Mungkin, mandau kualitas terbaik dibuat dari batuan lelehan gunung tertentu yang sangat kuat dan besi tajam. Mandu yang berkualitas juga diberi sentuhan perhiasan emas, perak, atau tembaga. Namun mandau denhanm jenis ini hanya dibuat oleh orang-orang tertentu.

Lihat juga: Baju Adat Dayak

b. Saber Atas.

Pegangan (hulu pedang) atau saber adalah gagang yang terbuat dari tanduk rusa dan menyerupai ukiran kepala burung. Seluruh permukaan gagang diukir dengan berbagai motif seperti kepala naga, paruh, bengkok, dan kait.

Di ujung gagang mandau ada yang diberi ornamen bulu binatang atau rambut manusia. Bentuk dan ukiran pada pegangan mandau ini fungsinya untuk membedakan tempat asal yang dibuat, etnis, dan status sosial pemilik.

c. Sarung Mandau.

Sarung mandau atau kumpang biasanya terbuat dari pelat kayu tipis. Bagian atasnya dilapisi gelang yang berbentuk tulang. Bagian tengah sarung dibuat dengan anyaman rotan sebagai penguat penjepit. Sebagai hiasan, sarung juga biasanya menempatkan bulu baliang dan ada pula hiasan manik-manik dan kadang-kadang diselipkan jimat. Selain itu, mandau juga dilengkapi dengan selubung pisau kecil yang diikat dengan sarung kulit yang melekat pada sisi dan tali pinggang dari anyaman rotan.

Pembuatan mandau dimulai dengan api batu bara di tungku untuk memuaikan besi. Kayu yang digunakan untuk membuat api arang adalah kayu ulin. Jenis kayu menjadi pilihan utama karena menimbulkan panas yang lebih tinggi daripada jenis kayu lainnya.

Setelah kayu berubah menjadi arang, maka selanjutnya besi akan ditempatkan di atasnya untuk memperluas pedang. Lalu, besi ditempa dengan palu. Penempaan ini harus dilakukan berulang-ulang hingga mendapatkan bentuk bilah mandau yang diinginkan. Setelah bilah dibentuk, lalu tahap berikutnya adalah membuat ornamen lekukan dan gerigi pada mata serta lubang mandau pada bilah mandau.

Menurut cerita zaman kuno jumlah lubang pada pedang sebenarnya mewakili banyak korban yang tidak pernah mendapatkan tebasan pedang. Cara membuat hiasan mirip dengan cara membuat bilah mandau yaitu memuaikan dan menempanya dengan palu berulang kali hingga mendapatkan bentuk yang diinginkan.

Selain mandau, ada pula Sumpit sebagai Senjata Tradisional Kalimantan Barat. Sumpit terbuat dari kayu ringan dengan panjang minimum 1,50 meter dan terpanjang 2,25 meter. Sumpit sendiri digunakan suku Dayak sebagai senjata untuk berburu binatang di hutan.

Jika suku Dayak terjebak dalam bahaya maka biasanya sumpit digunakan sebagai senjata untuk menyerang musuh dengan peluru yang terbuat dari kayu dan jarum yang memiliki racun di atasnya. Namun ukuran senjata sumpit ini berbeda panjangnya untuk pria dan wanita digunakan.

Pria biasanya menggunakan sumpit yang lebih panjang daripada wanita. Jika pria dewasa menggunakan sumpit dengan panjang 2,25 meter dan wanita akan menggunakan sumpit dengan panjang 1,70-1,75 meter.

Kemudian untuk laki-laki yang masih kecil menggunakan panjang 1,85-1,90 meter dan seorang anak perempuan akan menggunakan panjang 1,50-1,65 meter. Senjata ini memiliki perlakuan khusus, sehingga tidak bisa diletakkan di lantai atau menginjaknya (melangkahi). Jika sampai dilangkahi maka itu akan membuat Sumpit tidak bisa bekerja secara normal karena disimpan oleh malaikat.

Sumpit asli tidak akan menggunakan pisau kayu di ujungnya, tetapi menggunakan pisau logam yang dapat melukai dan menikam musuh. Cara memegang Sumpit juga tidak seperti memegang sebuah senjata, seseorang harus memegang bagian bawah dengan kedua tangan.

2. Pandat.

Pandat Senjata Kalimantan Barat
@kerisku.id

Pandat adalah nama lain dari Kamping dan Pandat memiliki bilah pendek, berat, satu-tepi dengan gagang besi. Namun pandat ini tidak memiliki pegangan nyata, tetapi potongan pendek besi atau tulang melewati gagangnya. Pedang ditangani dengan satu atau dua tangan, dengan pukulan ke bawah.

Lihat juga: Tarian Kalimantan Selatan

Bilah dan gagangnya ditempa dari satu bagian dan bilahnya bengkok, tepat sebelum gagangnya, pada sudut 25 derajat. Tekukan pada pedang terletak di bagian transisi antara pedang dan gagang. Baik bagian belakang maupun ujungnya lurus dan saling berjauhan, sehingga bagian pisau yang paling lebar berada di titik.

Panjang bilah umumnya antara 55 dan 70 sentimeter dan pegangannya sekitar 40 sentimeter. Sarung biasanya terbuat dari kayu dan dihiasi dengan pola tradisional dan dapat dihiasi dengan bulu atau jumbai rambut atau hanya dicat merah.

Seperti itulah ulasan mengenai senjata tradisional Kalimantan Barat. Semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat.