Lompat Tinggi

Lompat tinggi merupakan salah satu jenis olahraga yang cukup populer di kalangan anak sekolah. Pasalnya, olahraga ini selalu dilaksanakan ketika pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di jenjang SD sampai SMP. Bahkan, kebanyakan guru memilih kegiatan lompat tinggi untuk diambil nilai praktiknya.

Namun, masih banyak orang yang belum mengetahui perbedaan antara lompat tinggi dengan lompat jauh. Padahal lompat tinggi lebih mengutamakan ketinggian lompatan. Sementara, lompat jauh lebih menekankan kepada jarak lompatan. Berikut ini informasi detail mengenai olahraga lompat tinggi yang harus Anda ketahui.

Pengertian Lompat Tinggi

Lompat Tinggi
@msubobcats.com

Sebagaimana kita ketahui, lompat tinggi adalah kegiatan olahraga lompat yang menekankan kepada ketinggian lompatan. Lalu, sebenarnya apa pengertian dari lompat tinggi itu? Jadi, lompat tinggi merupakan salah satu olahraga dari cabang olahraga atletik. Olahraga ini mengharuskan atletnya untuk melompat setinggi mungkin melewati mistar atau tongkat pembatas tanpa memerlukan bantuan alat pun.

Sejarah Lompat Tinggi

Lompat tinggi pertama kali dilaksanakan di Olimpiade Skotlandia pada abad ke-19. Saat itu, lompatan tertinggi diraih oleh seorang atlet yang menggunakan gaya gunting dengan tinggi mencapai 1,68 meter. Kemudian seiring berjalannya waktu, gaya lompat tinggi dikembangkan oleh Michael Sweency yang merupakan warga Irlandia – Amerika.

Pada tahun 1895, Michael Sweency melakukan lompatan setinggi 1,97 meter dengan menggunakan gaya yang menyerupai gaya gunting, yaitu gaya eastern cut-off. Kemudian, pada tahun 1912, seorang atlet bernama George Horine berhasil mengembangkan teknik lompat agar lebih efisien.

Teknik lompat tersebut dikenal dengan nama teknik western roll. Menggunakan teknik tersebut, George Horine berhasil melakukan lompatan setinggi 2,1 meter. Pada 1936, Cornelius Johnson juga berhasil melakukan lompatan setinggi 2,03 meter pada Olimpiade Berlin.

Setelah lama tak dikembangkan, baru beberapa dekade kemudian teknik lompat tinggi mulai berkembang kembali. Saat itu seorang bernama Charles Dumas merintis sebuah teknik yang disebut dengan teknik straddle. Berbuah sukses, pada 1956, teknik tersebut berhasil membawa keberhasilan lompatan yang mencapai ketinggian 2,13 meter.

Teknik straddle pun dianggap sangat efisien untuk menghasilkan lompatan yang tinggi pada masa itu. Tak berselang lama, pada 1960 seorang pria asal Amerika berhasil mendapatkan lompatan setinggi 2,23 meter. Namun, pencapaian tersebut rupanya berhasil dikalahkan oleh Valery Brumel pada tahun 1964.

Pada saat itu Valery Brumel berhasil mendapat medali emas di Olimpiade pada masa itu berkat lompatan setinggi 2,28 meter yang dilakukan. Hingga saat ini, sudah banyak atlet yang mengembangkan teknik dari Valery Brumel hingga terdapat beberapa teknik dalam olahraga lompat tinggi.

Macam Macam Gaya Lompat Tinggi :

Dalam olahraga lompat tinggi terdapat beberapa jenis gaya. Masing-masing gaya tersebut memiliki teknik masing-masing dalam pengaplikasiannya. Berikut ini penjelasan mengenai gaya-gaya dalam olahraga lompat tinggi.

  • Gaya Gunting.
    Gaya gunting merupakan jenis gaya yang paling klasik dalam olahraga lompat tinggi. Gaya ini sudah mulai diperkenalkan pada Olimpiade Skotlandia pada abad 19. Untuk melakukan gaya ini, kaki pertama melompat lalu diikuti dengan kaki selanjutnya. Kemudian kaki kedua menyentuh tanah terlebih dahulu sesudah melewati tongkat pembatas.
    Gaya ini pada mulanya menggunakan gaya jongkok saat melompat yang awalan nya dilaksanakan dengan posisi tubuh di depan mistar. Namun, selanjutnya Michael Sweeney menyempurnakan gaya ini dengan memposisikan tubuh di samping mistar. Dengan begitu, posisi gunting dilaksanakan dengan cara tubuh sejajar dengan mistar.
  • Gaya Guling Sisi.
    Gaya guling sisi adalah salah satu gaya dalam lompat jauh yang awalannya dilakukan dengan cara memposisikan tubuh di samping mistar atau tongkat pembatas. Gaya ini juga sering disebut dengan nama western roll. Cara mengaplikasinya adalah dengan mengangkat tubuh kemudian memosisikan tubuh sedemikian rupa. Ketika melayang di udara, posisi tubuh telentang dan disusul dengan putaran tubuh sampai melewati mistar.
    Dulunya, gaya guling sisi ini pernah dilarang. Alasannya adalah terdapat aturan yang membuat pelompat yang posisi kepala lebih rendah dari pinggul saat melompat menjadi terdiskualifikasi. Namun, lama-kelamaan aturan tersebut dicabut karena atlet hanya menggunakan gaya yang telah ada sebelumnya.
  • Gaya Guling Straddle.
    Gaya straddle bisa dibilang hampir mirip dengan gaya guling sisi. Bahkan, gaya straddle ini bisa dikatakan sebagai penyempurna dari gaya guling sisi. Pasalnya, gaya ini tak lagi memposisikan kepala lebih rendah daripada pinggul.
    Pencipta dari gaya ini adalah Charles Dumas yang berhasil mempertahankan rekor lompat tinggi selama 4 tahun. Saat itu, ia berhasil melakukan lompat tinggi dengan ketinggian mencapai 2,23 meter. Rekor yang fantastis itulah yang membuat gaya ini banyak digunakan oleh pelompat tinggi lainnya.
  • Gaya Flop.
    Gaya Flop adalah gaya lompat tinggi yang pertama kali diperkenalkan oleh atlet asal Amerika bernama Dick Ricardo Fosbury pada tahun 1968. Ia merupakan atlet berprestasi yang pernah menjadi pemenang dalam kejuaraan lompat tinggi di Olimpiade Mexico.
    Hal itulah yang kemudian membuat gaya flop sering juga disebut sebagai Fosbury flop. Gaya ini cukup unik sebab saat hendak melakukan tolakan, posisi atlet harus membelakangi mistar. Selanjutnya, atlet harus melompat melewati mistar dengan cara mendahulukan punggung terlebih dahulu.

Teknik Lompat Tinggi

Teknik Lompat Tinggi

Untuk dapat melompat lebih tinggi, tentunya diperlukan konsentrasi, kekuatan dan kecepatan. Terdapat pula beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memudahkan lompatan. Berikut ini teknik-teknik dalam lompat tinggi beserta penjelasannya:

  • Teknik Awalan.
    Teknik awalan merupakan teknik dasar untuk melakukan lompatan dalam olahraga lompat tinggi. Biasanya atlet melakukan awalan dengan cara berlari mulai dari kecepatan rendah hingga sedang. Namun, dalam lompat tinggi hendaknya lari yang dilakukan tidak sekencang saat lompat jauh. Hal tersebut harus disesuaikan dengan strategi ancang-ancang dari atlet agar mendapat momen yang pas untuk melakukan tolakan. Berikut ini cara melakukan awalan lompat tinggi yang baik dan benar.
    – Pertama awalan berlari dengan tingkat kecepatan rendah kemudian sedang menuju kearah mistar dengan sudut yang tepat dan disesuaikan dengan gaya yang digunakan. Hal ini dikarenakan setiap gaya lompat memiliki sudut awalan yang berbeda.
    Tujuannya adalah untuk memaksimalkan tolakan dalam melompat. Lakukan ancang-ancang dengan mengambil langkah antara 9 sampai 15 langkah sebelum melaksanakan tolakan. Gunakanlah kaki terkuat untuk melakukan tolakan supaya dapat menghasilkan lompatan yang maksimal.
  • Teknik Tolakan.
    Teknik tolakan hendaknya dilakukan dengan kaki yang terkuat supaya semua tubuh dapat terangkat sampai melewati mistar. Tugas kaki bukan hanya semata-mata untuk melakukan tolakan kaki yang terkuat, tetapi juga untuk melakukan ayunan menggunakan kaki yang lain.
    Tujuannya adalah untuk menghasilkan lompatan yang lebih tinggi. Hal yang penting untuk diperhitungkan bagi atlet saat melaksanakan tolakan adalah untuk memastikan tubuhnya tidak ada yang menyentuh mistar. Oleh karenanya, seorang atlet harus memahami teknik tolakan dengan baik. Berikut ini penjelasan untuk melakukan tolakan pada olahraga lompat tinggi:
    • Saat melakukan tolakan, gunakanlah kaki yang terkuat atau yang paling dominan.
    • Ketika tolakan, usahakan posisi badan sedikit condong ke belakangan (kecuali untuk gaya flop)
    • Lakukan tolakan sekuat dan secepat mungkin. Untuk mendapatkan lompatan yang tinggi gunakanlah tenaga penuh agar dorongan yang didapat besar.
    • Ayunkan lengan supaya mendapatkan tambahan daya dorong yang maksimal
  • Teknik Melayang di Udara.
    Gerakan melayang pada saat lompat tinggi dilakukan dengan memposisikan tubuh dengan sedemikian rupa. Caranya, ketika melompat atau melaksanakan tolakan, selalu gunakanlah kaki yang terkuat.
    Saat tubuh melayang di udara melewati mistar, posisikan tubuh sesuai dengan gaya lompat tinggi yang digunakan. Atlet dapat menggunakan beberapa gaya saat melayang sesuai dengan kemampuan dan keinginannya.
  • Teknik Mendarat.
    Tahap terakhir dalam olahraga lompat tinggi adalah pendaratan. Pendaratan bertujuan supaya atlet bisa mendarat di atas matras dengan baik dan sempurna. Meski pendaratan tidak termasuk dalam penilaian yang utama, tetapi pendaratan yang baik dapat menghindarkan atlet dari risiko cedera. Pasalnya penilaian lompat tinggi adalah terletak pada hasil lompatan yang setinggi-tingginya.

Peraturan Lompat Tinggi

Berikut ini beberapa peraturan yang harus diperhatikan ketika mengikuti pertandingan lompat tinggi:

  • Atlet harus melewati mistar atau tongkat pembatas yang telah disiapkan tanpa menyentuhnya. Jika atlet tidak mampu melanjutkan lompatan, maka ia akan di diskualifikasi.
  • Setiap atlet hanya memiliki 3 kali kesempatan untuk melewati mistar dengan ketinggian yang sama. Lebih dari tiga kali gagal melewati mistar, maka ia dinyatakan gugur.
  • Saat melakukan Tolakan, hanya dibolehkan dengan satu kaki.
  • Atlet atau peserta lompat tinggi diharuskan menggunakan atribut dan pakaian yang sesuai standar yang ditetapkan oleh panitia.
  • Atlet diharuskan meneruskan lompatan sampai ia merasa tak mampu.
  • Untuk meminimalisasi kecurangan, maka ketinggian lompatan diukur secara berkala.

Nama Lain Lompat Tinggi

Olahraga lompat tinggi memiliki nama lain, yaitu high jump. Olahraga ini agaknya menjadi olahraga favorit anak-anak hingga remaja karena sering dimainkan saat pelajaran olahraga. Selain dianggap menantang, olahraga ini juga dapat melatih fokus dari pemainnya. Pasalnya saat melakukan lompat tinggi, kita harus melewati sebuah tongkat pembatas dengan ketinggian yang telah ditentukan.

Baca juga : Gerakan Untuk Melatih Kekuatan Otot Kaki

Ukuran Lapangan Lompat Tinggi

Berikut ini ukuran lapangan untuk lompat tinggi:

  • Arena Awalan (Runway)
    • Daerah untuk awalan panjangnya tidak terbatas, namun minimum adalah 15 meter.
    • Daerah untuk tumpuan harus datar dengan tingkat kemiringan 1 : 100.
  • Tiang Lompat
    Dua tiang lompat yang digunakan harus kokoh dan kuat. Bahan yang digunakan pun bebas asalkan tidak mudah rapuh. Jarak antara kedua tiang tersebut adalah antara 3,98 meter hingga 4,02 meter.
  • Bilah Lompat
    Bilah lompat harus terbuat dari kayu, metal, atau bahan lain dengan ketentuan sebagai berikut:
    • Panjang mistar atau bilah lompat adalah antara 3,98 meter hingga 4,02 meter dengan berat mistar maksimal 2 kg.
    • Garis tengah mistar berukuran antara 2,5 meter sampai 3 meter dengan penampang mistar yang berbentuk bulat. Permukaan dari penampang harus datar dan berukuran 3 cm x 15 cm x 20 cm.
    • Bilah diberi penopang dengan lebar 4 cm dan panjang 6 cm.
  • Tempat Pendaratan
    Tempat pendaratan untuk lompat tinggi tidak kurang dari 3 x 5 meter. Bahan yang dibuat untuk tempat pendaratan terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cm dan bagian atasnya ditutup dengan matras yang tebalnya antara 10 hingga 20 cm.

Gambar Lapangan Lompat Tinggi :

Gambar Lapangan Lompat Tinggi
@youtube

Nah, itu dia penjelasan mengenai olahraga lompat tinggi. Bagi yang gemar berolahraga, agaknya lompat tinggi wajib dicoba untuk variasi kegiatan Anda. Apalagi lompat tinggi ini termasuk olahraga yang sederhana dan tidak begitu menguras tenaga.