5 Peninggalan Bangsa Portugis di Indonesia Yang Bersejarah

Peninggalan Bangsa Portugis
Peninggalan Bangsa Portugis

Dalam sejarah, bangsa Portugis tidak luput dari bangsa yang ikut menjajah Indonesia. Di masa penjajahan tersebut, banyak daerah yang dikunjungi oleh bangsa tersebut. Namun, mengapa banyak dijumpai peninggalan bangsa Portugis di Indonesia yang berada wilayah timur dan jarang dijumpai di barat Indonesia?

Hal ini dikarenakan dulu wilayah timur Indonesia kaya akan komoditas rempah-rempahnya yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Portugis baik untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk diperdagangkan kembali. banyaknya rempah-rempah yang mereka temukan, lantas membuat mereka tergiur untuk membawanya.

Namun, perjalanan dari Indonesia ke Negara asalnya tentu membutuhkan waktu yang sangat lama. Terlebih kapal yang mereka naiki jelas berbeda dengan kapal model sekarang. alih-alih membutuhkan tempat untuk persinggahan sementara, mereka pun menetap dan mengatur segala sesuatunya untuk menyimpan rempah-rempah yang didapatkan tersebut dalam bentuk benteng.

Ukuran benteng yang mereka buat tidak semata-mata dalam ukuran kecil. Mereka membuat benteng dalam ukuran besar dengan bahan material yang kokoh supaya cukup untuk menampung pekerja atau hanya sekedar sebagai kuli angkut sampai dengan perwira atasan. Peninggalan bangsa Portugis di Indonesia ini pun juga dilengkapi dengan system pertahanan mulai dari senjata hingga meriam untuk mempertahankan diri apabila diserang oleh musuh. Lantas dimana saja bangunan peninggalan bangsa Portugis di Indonesia?

Bangunan Peninggalan Bangsa Portugis:

  • Benteng Tolukko
  • Benteng Oranje
  • Benteng Kalamata
  • Penjara Tua Kema
  • Gereja Tugu

1. Benteng Tolukko Peninggalan Portugis

Benteng yang satu ini mulanya dikenal dengan nama Tolukko, hingga pada akhirnya banyak yang meyebutnya dengan nama Benteng Hollandia. Peninggalan bangsa Portugis di Indonesia tersebut dibangun pada tahun 1540 yang didirikan oleh Fransisco Sereo yang merupakan seorang panglima Portugis.

Banyak yang mengatakan bawa nama Tolukku merupakan nama dari penguasa ke sepuluh yang berada di kesultanan Ternate. Namun, berdasarkan catatan sejarah Belanda di tahun 1610 benteng Portugis ini diperbaiki oleh Pieter Both yang merupakan pria berkebangsaan Belanda.

Tujuan dari dirinya memperbaiki benteng tersebut yaitu untuk menjadikan benteng sebagai tempat perlindungan atau pertahanan terhadap bangsa Spanyol yang kala itu tengah menyerang Ternate.

Baca juga: Bangunan Peninggalan Belanda

Di tahun 1864 benteng tersebut dikosongkan karena seluruh bangunan yang sudah rusa para. Memasuki tahun 1996, benteng tersebut di renovasi oleh masyarakat setempat. Sayangnya setelah direnovasi justru keaslian dari bangunan seperti terowongan bawah tanah yang berhubungan langsung dengan laut malah menjadi hilang.

2. Benteng Oranje.

Peninggalan bangsa Portugis di Indonesia ini mulanya merupakan peninggalan bangsa Belanda yang bernama Cornelis Matclief De Jonge pada 26 Mei 1607. Nama Oranje sendiri disematkan oleh Francois Witlent di tahun 1609 ketika Ternaet masih dibawah kekuasaan Sultan Mudafar.

Benteng Oranje ini dulunya adalah sebuah peninggalan dari bangsa Portugis yang dihuni oleh orang-orang Melayu. Namun, oleh para orang Belanda benteng tersebut dipugar kembali dan dijadikan sebagai pusat pemerintahan tertinggi Hindia Belanda yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jenderal VOC Pieter Both, Laurenz Reaal, Herald Reyist dan J.C Coum.

Namun kini, benteng Oranje ini menjadi salah satu tempat favorit bagi masyarakat Ternate dan pengunjung dari daerah lain untuk sekedar melepas penat. Perlu diketahui bahwa dulunya kondisi benteng tersebut rusak parah. Namun karena sudah mengalami revitalisasi oleh pemerintah setempat maka Benteng Oranje ini kembali menjadi salah satu tempat menarik di Ternate yang banyak dikunjungi pada hari libur dan musim liburan.

3. Benteng Kalamata.

Benteng Kalamata atau Kalamata mempunyai nama lain sebagai Benteng Kayu Merah atau Benteng Santa Lusia. peninggalan bangsa Portugis di Indonesia ini dibangun menggunakan bebatuan sungai, batu kapur dan juga batu karang yang mempunyai arsitektur yang sangat indah.

Letak dari benteng Kalamata dekat dengan laut, sehingga saat Anda ditempat tersebut Anda bisa langsung Pulau Maltara dan Tidore dari kejauhan. Didirikan pada tahun 1540 oleh pria berkebangsaan Portugis yaitu Fransisco Sereo. Fungsi didirikannya benteng ini untuk menghadapi serangan dari bangsa Spanyol dari Rum dan Tidore.

Seiring dengan digunakannya benteng tersebut, benteng inipun dibangun kembali oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda di tahun 1609 yang bernama Pieter Both.

Sebelum itu, benteng Kalamata di kuasai oleh Spanyol pada tahun 1625 setelah dikosongkan oleh bangsa Portugis yang bernama Geen Huigen Schapen. Setelah ditinggalkan juga oleh bangsa Spanyol, benteng ini pun kembali dirawat oleh Belanda. Hingga akhirnya benteng tersebut menjadi saksi bisu sejarah di masa penjajahan.

Baca juga: Bangunan Peninggalan Jepang di Indonesia

Kini, peninggalan bangsa Portugis di Indonesia Benteng Kalamata dibawah perlindungan pemerintahan setempat. Arsitekurnya terlihat khas dan unik menjadi daya tarik sendiri bagi para pengunjung. Ditambah lagi dengan adanya pemAndangan sekitar yang indah menjadikan benteng tersebut selalau dipadati oleh pengunjung baik local maupun mancanegara.

4. Penjara Tua Kema.

Pindah ke daerah Sulawesi atau lebih tepatnya berada di kawasan Minahasa Utara Anda bisa bisa mengunjungi salah satu peninggalan bangsa Portugis di Indonesia yang tidak kalah populer, Adalah sebuah penjara bekas yang dibuat oleh bangsa Portugis yang berlokasi di Desa Kema III Kecamatan Kema, Minahasa Utara. Terletak di ketinggian enam meter di atas permukaan laut atau berjarak sekitar 500 meter dari pinggir pantai.

Untuk bisa mencapai lokasi tersebut Anda harus melewati sebuah gang sempit yang berada di antara padatnya pemukiman penduduk. Ketika sampai ke penjara ini Anda bisa melihat nuansa putih yang sangat dominan mulai dari pintu masuk hingga ke bangunan penjara.

Ketika memasuki bangunan utama penjara, Anda akan merasakan udara yang sedikit berbeda dari mulai agak dingin sampai membuat bulu kuduk merinding. Wajar saja karena penjara ini merupakan tempat penghukuman bagi warga dan tentara yang melakukan kesalahan.

Bentuk dari penjara itu sendiri dibuat menyerupai gudang dengan ukuran 10 x 7,5 meter dengan tinggi bangunan mencapai 4 meter bahkan ada yang setinggi 7,25 meter apabila dihitung sampai dengan ujung atap.

Untuk ruangannya terdiri dari 3 bilik penjara yang berukuran tidak terlalu besar. Masing-masing pintu tersebut mempunyai pintu lagi yang di atasnya terdapat kisi-kisi besi. Yang membuat bangunan peninggalan bangsa Portugis di Indonesia ini menarik yaitu beberapa bangunan masih terlihat asli.

5. Gereja Tugu.

Beralih ke daerah ibukota yaitu Jakarta Utara yang terdapat salah satu peninggalan bangsa Portugis di Indonesia yang bernama Gereja Tugu. Pada papan penAnda yang letaknya persis di depan gereja terdapat tulisan tahun 1748. Usut punya usut, ternyata dulunya bangsa Portugis dibawa sebagai tahanan oleh Belanda dari pulau Malaka. Selanjutnya mereka melakukan ibadah di Gereja Sion yang letaknya di daerah Kota.

Namun karena merasa tidak bebas, para leluhur Tugu pun melarikan diri ke kampung tugu yang dulunya masih terdapat rawa dan hutan. Atas inisiatif atau ide dari seorang pendeta Melchior Leydecker, maka dibangunlah sebuah gereja untuk pertama kalinya di tahun 1678 yang ceritanya berada di sebuah Gereja HKI yang ada di Tanjung Priok.

Di samping gereja Anda dapat melihat lonceng yang masih ada sejak dulu. Hanya saja untuk lonceng yang asli disimpan di ruangan samping gereja dan diganti dengan replikaya. Beberapa makam keturunan Portugis pun bisa Anda jumpai di kawasan gereja tersebut.

Bagaimana? Tertarik untuk mengunjungi beberapa peninggalan bangsa Portugis di Indonesia di atas. Selain kaya akan nilai sejarah, berwisata ke bangunan-bangunan tersebut tentu sangat menarik dan menyenangkan.

Leave a Comment