10 Bangunan Peninggalan Belanda di Indonesia dan Penjelasannya

Peninggalan Belanda di IndonesiaBangunan Peninggalan Belanda di Indonesia – Menurut sejarah, Belanda pernah menjajah bangsa Indonesia kurang lebih sekitar 350 tahun lamanya. Di waktu selama itu, ternyata Belanda tidak hanya meninggalkan penderitaan dan kesengsaraan saja. Ada beberapa bangunan peninggalan Belanda di Indonesia yang mempunyai nilai estetika tinggi.

Salah satu peninggalan tersebut yaitu adanya banteng pertahanan yang jumlahnya tidak hanya satu atau dua saja. Bahkan ada belasan bangunan peninggalan Belanda di Indonesia yang saat ini masih berdiri dengan megah. Tak heran, bangunan bersejarah tersebut dimanfaatkan untuk obyek wisata yang menarik. Penasaran dengan bangunan apa saja yang termasuk dalam peninggalan Belanda?. Simak ulasannya berikut ini.

Peninggalan Belanda di Indonesia:

  1. Villa Isola, Bandung.
  2. Lawang Sewu, Semarang.
  3. Gereja Katedral, Jakarta.
  4. Museum Fatahillah, Jakarta.
  5. Gedung Bank Indonesia, Yogyakarta.
  6. Gedung London Sumatera, Medan.
  7. Istana Buitenzorg, Bogor.
  8. Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta.
  9. Museum Nasional, Jakarta.
  10. Gedung Sate, Bandung.

Daftar Bangunan Peninggalan Belanda:

1. Villa Isola, Bandung

Mulanya, bangunan peninggalan Belanda di Indonesia ini bernama Villa Isola yang merupakan sebuah villa milik seorang jutawan yang bernama Dominique Willem Barrety yang dibangun pada tahun 1933. Sepeninggal Barrety, rumah tersebut akhirnya dijual pada Hotel Savoy Homman dan selanjutnya bangunnya yang bergaya art deco tersebut dimiliki oleh UPI Bandung.

Hingga akhirnya berubah kembali menjadi Bumi Siliwangi. Terletak di daerah pinggiran dari kota Bandung, yakni tepatnya da di Jalan Setiabudhi yang menuju Lembang. Perlu diketahui bahwa bangunan ini menjadi salah satu saksi bisu kejayaan Pemerintah Belanda ketika menjajah Indonesia.

2. Lawang Sewu, Semarang

Saat berada Semarang, tentu tidak asing lagi dengan salah satu bangunan tempat peninggalan Belanda yang angker di Indonesia ini. Adalah Lawang Sewu yang dibangun kokoh pada tahun 1904 di bunderan Tugu Muda, Semarang. Fungsi dibangunnya Lawang Sewu yakni dijadikan sebagai kantor dari Netherlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS.

Dahulu, bangunan yang konon mempunyai seribu pintu ini dikenal angker dan menjadi salah satu destinasi wisata mistis yang paling populer. Namun, seiring dengan pemugaran besar yang dilakukan oleh Pemerintah Semarang, kesan angker dan mistis telah hilang dan berubah menjadi obyek wisata yang paling banyak dikunjungi setiap akhir pekan dan liburan.

3. Gereja Katedral, Jakarta

Merupakan gereja katolik yang diresmikan pada tahun 1901 ini mempunyai nama lain Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga. Arsitek dari bangunan peninggalan Belanda di Indonesia ini yaitu Marius Hulswit dari Belanda. Lokasi Gereja Katedral berdekatan dengan Masjid Istiqlal yang mempunyai gaya asrisitektur neo gotik bernuansa Eropa.

Mulanya, pada bagian menara direncanakan untuk dibangun kubah. Namun karena faktor geografis Indonesia yang rawan terjadi gempa maka diubah menjadi menari yang terbuat dari logam. Hingga saat ini, bangunan tersebut masih berdiri tokoh dan menjadi tempat ibadah umat katolik.

Baca juga: Peninggalan Bangsa Eropa di Indonesia Semua Bidang

4. Museum Fatahillah, Jakarta

Museum Fatahillah dulunya bernama Balai Kota Batavia. Dibangun dalam kurun waktu antara 1707-1710 atas perintah dari Gubernur Jenderal Johan Van Hoorn. Apabila Anda pernah berkunjung ke Amsterdam dan melihat Istana Dam, maka museum Fatahillah ini bisa dikatakan sebagai adik kembarnya karena bentuknya yang sengaja dibuat mirip dengan istana Dam.

Di tahun 1974, gedung ini beralih fungsi dan diresmikan menjadi Museum Fatahillah yang berada di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat. Di dalam bangunan yang mempunyai gaya arsitektur neo klasik dan mempunyai 3 lantai.

5. Gedung Bank Indonesia, Yogyakarta

Bangunan peninggalan Belanda di Indonesia ini sekarang berfungsi sebagai Bank Indonesia Yogyakarta yang dulunya merupakan sebuah cabang De Javasche Bank Djogdjakarta. Dibangunnya gedung tersebut dikarenakan pada saat itu terjadi peningkatan volume perdagangan yang pesat di Yogyakarta.

Bangunan yang diarsitekturi atau dirancang ole Hulswitt dan Cuypers du tahun 1978 ini mengambil gaya Eropa dengan dua menara yang sekarang ini dicat emas. Berada di dekat Istana Kepresidenan RI atau berada di kawasan nol kilometer Yogyakarta.

6. Gedung London Sumatera, Medan

Memang bangunan peninggalan Belanda di Indonesia yang satu bukanlah milik pemerintah Belanda asli. Awalnya, Gedung London Sumatera ini melik seorang importer teh dan kopi asal London, bernama Harrison dan Crossfield Compani (H&C). Fungsi bangunan tersebut dulunya sebagai kantor perdagangan dan perkebunan.

Namun setelah dijual, gedung tersebut berubah nama menjadi Juliana Building. Dan setelah merdeka gedung inipun menjadi milik Indonesia dan diganti menjadi PT PP London Sumatera. Untuk bisa berkunjung ke tempat ini, Anda harus menuju pusat kota Medan tepatnya berada di kawasan Jalan Kesawen.

7. Istana Buitenzorg, Bogor

Tidak banyak mengetahui bahwa Istana Buitenzorg ini menjadi nama pertama dari Istana Kepresidenan RI di Bogor. Di tahun 1744 istana ini dibangun atas mandat dari Gubernur Jenderal van Imhoff yang takjub melihat keindahan desa kecil di Bogor.

Dulunya bangunan peninggalan Belanda di Indonesia dibangun tiga lantai dan dibuat hampir mirip dengan Bllehheim Palace di Oxford, Inggris. Istana di Bogor ini menjadi sangat unik dan menarik karena menjadi Istana Kepresidenan yang paling Indah di Indonesia karena terdapat danau mini di depan istana.

Bukan hanya itu saja, gedung tersebut juga berada dikawasan Kebun Raya Bogor sehingga Anda masih bisa melihat hewan jinak, salah satunya yaitu rusa.

Baca Juga: Sungai terpanjang di Indonesia

8. Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta

Gedung ini dibangun pada tanggal 12 Januari 1870 awalnya digunakan ole Pemerintahan Hindia-Belanda untuk dijadikan Kantor Dewan Kehakiman. Namun pada saat pendudukan Jepang sekitar tahun 1944, bangunan peninggalan Belanda di Indonesia ini dimanfaatkan oleh tentara KNIL hingga akhirnya dijadikan asrama militer TNI.

Tahun 1972 gedung yang mempuyai delapan tiang besar pada bagian depan ini menjadi cagar budaya yang keberadaannya sangat dilindungi. Dan di tahun 1973-1976, gedung ini dimanfaatkan menjadi sebuah Kantor Walikota dari Jakarta Barat, kemudian setelah itu diresmikan atau disahkan oleh Presiden Soeharto sebagai Balai Seni Rupa.

9. Museum Nasional, Jakarta

Dibangun di tahun 1778, lebih tepatnya pada tanggal 24 April di saat pembentukan Bataviaasch Genoootschap van Kunsten en Wetenschappen yang saat itu menjabat sebagai ketua perkumpulan. Menyumbangkan sebuah gedung yang berada di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksei benda-benda budaya dan buku yang nantinya akan menjadi dasar pendirian museum.

Di tahun 1811-1816 direktur dari Bataviasschap memerintahkan pembangunan gedung baru yang berlokasi di Jalan Majapahit No 3. bangunan peninggalan Belanda di Indonesia ini pun digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Sociaty. Namun sekarang, bangunan tersebut menjadi bagian dari kompleks Sekterariat Negara.

10. Gedung Sate, Bandung

Gedung yang satu ini memang menjadi ciri khas dari Kota Bandung yang berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya dan menjadi salah satu penginggalan Belanda di Jawa Barat. Dibangun mulai tahun 1920, dan hingga sampai sekarang gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh.

Karena menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung maka, gedung sate difungsikan sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa Barat. Arsitektur dari Gedung Sate ini dibuat oleh Ir. J. Gerber dan kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan arsitek Belanda Dr. Hendrik Pettrus Berlage. Meskipun begitu dalam pembangunnya masih menuangkan wajah arsitektur tradisional Nusantara.

Beberapa bangunan peninggalan Belanda di Indonesia di atas tentu bisa dijadikan rencana liburan Anda bukan? Selain untuk tempat wisata, mengunjungi tempat bersejarah dapat membuat kita menjadi lebih cinta tanah air dan menghargai jasa para pahwalan.

Leave a Comment