Pakaian Adat Aceh

Pakaian adat Aceh untuk pria Linta Baro sedangkan untuk wanita adalah Daro Baro. Baik pada pakaian pria dan wanita memiliki ciri khas disetiap bagiannya. Pada pakaian Linat baro yang dikenakan oleh pria biasanya akan dikenakan pada acara pemerintahan.

Pada bagian atas pakain Linta baro disebut meukasah sedangkan pada bawahannya yaitu celana panjang hitam disebut Siluweu. Sedangkan pada pakaian yang dikenakan oleh wanita warnanya lebih cerah.

Warna yang digunakan pada beberapa pakaian yang dikenakan adalah merah, kuning, hijau atau ungu. Pakaian untuk wanita ini sangat Islami, karena tertutup dari bagian bawah hingga atas.

Pakaian Adat Aceh

Macam Macam Pakaian Adat Aceh:

Adapun macam-macam pakaian adat Aceh adalah sebagai berikut.

Pakaian Adat Aceh Gayo

Pakaian Adat Aceh Gayo
Pakaian Gayo @flickr

Jenis Pakaian adat Aceh gayo merupakan baju adat Aceh untuk pengantin wanita, Aceh tenggara mengenalnya dengan nama Ineun Mayok. Bagian-bagiannya adalah baju, kain sarung, pawak, dan ikat pinggang ketawak. Sedangkan bagian perhiasannya adalah mahkota sunting, sanggul sempong, gempang, cemara, lelayang yang menggantung dibawah sanggul, ilung-ilung, anting-anting subang gener dan subang ilang, dan semuanya akan diletakkan di sekitaran kepala.

Pada bagian lehernya akan digantungkan kalung tanggang yang terbuat dari perak dan juga uang perak tanggang ringgit dan juga tanggang birah-mani. Dan juga diberi benggong yang terbuat dari manik-manik. Pada bagian lengannya kan dihiasi dengan gelang, diantaranya adalah gelang giok, gelang puntu, gelang bullet, gelang ikel dan juga akan dikenakan cincin semsil belah keramik, semsin genta, semsin paku dan beberapa jenis semsin lainnya.

Pada bagian kaki juga kan diberi gelang kaki, dan pada bagian pinggang akan diminta untuk mengenakan ikat pinggang dari rantai genti ranta. Unsur pada pakaian lainnya yang sangat penting adalah ulen-ulen selendang dengan ukuran yang relatif lebar. Baju adat Aceh memang memiliki keunikan dan ciri khas dibandingkan dengan baju-baju adat di daerah lainnya. Meski daerah lain juga tentu memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri.

Pakaian Adat Aceh Wanita

Pakaian Adat Wanita Aceh Daro Baro
Daro Baro @weddingku

Untuk Pakaian adat Aceh wanita seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa pakaian adat Aceh untuk wanita adalah Daro Baro. Pada bagian pakaian adat Aceh untuk wanita ini memiliki bagian-bagiannya sendiri, yaitu baju kurung, celana cekak musang, penutup kepala dan juga perhiasan.

Baju kurung yaitu baju yang dikenakan untuk wanita dengan lengan panjang. Pada baju ini terdapat kerah dan juga motif sulaman dari benang emas yang memiliki ciri khas tersendiri seperti pada baju China. Baju ini cukup besar dan akan sangat gombor jika dikenakan. Hal ini dilakukan agar dapat menutup seluruh tubuh si wanita sehingga tidak terbentuk setiap lekuk tubuhnya. Baju kurung ini perpaduan antara kebudayaan melayu, arab dan juga tionghoa.

Sedangkan celana cekak musang adalah pakaian adat baik untuk wanita dan juga pria, sama saja. Celana cekak musang ini akan dililitkan dengan sarung sampai dengan siku kaki, sehingga terbilang cukup panjang dan tertutup. Celana cekak musang ini biasanya dipakai pada acara tari.

Penutup kepala dan perhiasan Pada bagian ini wanita Aceh akan ditutup pada bagian kepalanya agar dapat menutup aurat dengan sempurna. Wanita Aceh akan ditutup dengan menggunakan jilbab dan juga kerudung yang diatasnya akan diberi bunga-bunga dengan berbagai macam pernik perhiasan, seperti, gelang, kalung, tusuk sanggul dan lain sebagainya.

Baca juga: Kebudayaan Aceh

Pakaian Adat Aceh Pria

Pakaian Adat Aceh Pria Linto Baro
Linto Baro @seputarpernikahan

Baju adat Aceh pria adalah pakaian yang dulunya baju Aceh disebut Linto baro. Pada pakaian Aceh Linta Baro ini memiliki seperti baju meukasah, celana silueuw, sartung ijo baju siluewdan penutup kepala perlak pendiri. Adapun bagian-bagian yang terdapat pada baju Linta Baro pada pria alah berikut.

  1. Baju meukasah.
  2. Celana meukasah.
  3. Tutup kepala untuk baju adat Aceh.

Baju meukasah baju yang terbuat dari hasil tenunan, yang mana harga cukup tinggi dan sangat mahal. Namun, kainnya sangat halus sehingga sangat nyaman ketika dikenakan. Baju pada pria ini yaitu baju meukasah biasanya memiliki ciri khas sendiri yaitu pada umumnya berwarna hitam dan di atas kepala dikenakan mahkota yang menjadi simbol warga Aceh.

Celana siluew juga dikenakan sebagai celana panjang dengan kain berwarna hitam. Kain ini dibuat dari bahan katun. Celana siluew ini juga disebut dengan celana cekak musang, yang mana merupakan celana cekak khas yang berasal dari adat melayu.

Selain itu untuk menambah penampilan agar nampak berwibawa, celana cekak musang dilengkapi dengan menggunakan sarung dari kain yang terbuat dari songket berbahan sutra. Kain sarung ini diikatkan di pinggang dengan batas panjang lutut atau 10 cm di atas lutut.

Tutup kepala untuk baju adat Aceh disebut dengan meukotop. Yang mana kopiah ini berbentuk panjang ke atas yang dilengkapi dengan lilitan tangkulok. Pada lilitannya terbuat dari terbuat dari sutra yang berbahan emas yang memiliki bentuk bintang segi 8.

Pakaian Adat Aceh Anak

Baju Padat Aceh Anak
Baju Padat Aceh Anak @wikimedia

Baju adat Aceh anak juga hampir sama dengan pakaian yang dikenakan dengan orang dewasa. Untuk baju anak pada anak laki-laki warnanya juga sama yaitu hitam dan dibalut sarung sampai lutut dengan mengenakan ikat pinggang, dan sebagai penutup kepalanya juga sama seperti penutup kepala adat Aceh kebanyakan.

Sedangkan untuk baju anak wanita, juga hampir sama. Kedua baju anak pada wanita dan laki-laki sama seperti baju yang dikenakan orang dewasa. Dari segi bentuk dan bahannya semua sama. Cara pemakaiannya pun juga sama.

Nama pakaian adat Aceh dikenal dengan nama pakaian Ulee Balang. Uniknya pada warga Aceh ternyata setiap baju yang dikenakan akan mudah dikenal, mereka berasal dari keluarga mana dan seperti apa. Sebab, ternyata setiap baju adat Aceh ada tingkatannya sendiri.

Untuk baju Aceh Ulee baling biasanya akan dikenakan oleh keluarga raja dan juga para ulama-ulama. Baju adat Aceh sering dikenakan oleh pejabat kerajaan dibandingkan dengan orang biasa.

Baca juga: Kebudayaan Sumatera Utara

Jika Anda pergi ke Aceh ada akan langsung memahami setiap orang yang bertemu dengan Anda, hanya dengan pakaian yang dikenakannya. Jadi, jangan heran jika ternyata tingkat derajat kedudukan juga mempengaruhi pakaian orang Aceh.

Dalam pakaian adat Aceh ini juga merupakan perpaduan antara kebudayaan islam dan juga kebudayaan barat. Nama Aceh dikenal dengan nama serambi mekah. Hal ini karena mendapat banyak sekali budaya yang masuk di Aceh dari pengaruh islam.

Pakaian adat Aceh yang dapat menjadi simbol perbedaan kasta dan status sosial akibat dari peristiwa masa lampau. Dimana pada pakaian Ulee baling hanya diperuntukkan untuk para raja dan beserta keluarganya sedangkan Ulee Baling hanya diperuntukkan untuk Cut dan juga para ulama. Kemudian patut-patut (Pejabat Negara), pakaian untuk tokoh cerdik dan juga pandai. Dan yang terakhir adalah rakyat jelata atau rakyat biasa.

Leave a Comment